Langsung ke konten utama

Bukan Tentang Kamu


Sahabat, masih ingatkah?


Disaat kita bersama, banyak hal dan cerita yang kita lewati. Berlalu begitu saja. Keceriaan, kebahagiaan, canda dan tawa berlalu begitu saja. Seolah waktu yang kita lewati begitu cepat. Tidak ada  keresahan, tidak ada kesedihan semua terasa bebas saat bersamamu. Waktu membawaku teringat padamu. Melihat jauh kebelakang saat-saat kita berbagi rasa, asa, cinta dan cita.
Masih ingatkah sahabat?
Saat pertama kita menginjakan kaki disekolah yang sama. Kamu bergitu asing bagiku. Mungkin kamu juga beranggapan seperti itu. Menyapa dengan sungkan, berbicara sebatas wajar.
Masih ingatkah sahabat?
Saat kita mulai berkumpul hanya sebatas diskusi pelajaran. Saat kita mengeluh atas dasar pusing mencari jawaban.
Masih ingatkah sahabat?
Tentang bagaimana kita bercerita. Saat kita mulai sering bersama, tidak untuk berdiskusi pelajaran. Namun, bersama untuk bercerita. Berbagi tawa dan tangis bersama, duka dan bahagia bersama.
Masih ingatk sahabat?
Saat kita bercerita tentang kebersamaan kita sampai tua. Tentang cita-cita dan impian kita. Semua tentang kita yanga enggan untuk berakhir.
Masih ingatkah sahabat?
Saat semuanya belum berpisah dipersimpangan. Bersatu dan berpadu dalam angan. Seoalah kita segalanya, seolah kita adalah raja seolah kita yang terhebat.
Namun kini, kita menghilang. Menjauh dalam dekap, sulit untuk saling mengenggam. Kini hanya lewat media kita berbinjang memberi salam atau hanya sekedar menanya kabar. Aku tahu semua itu hanya basi-basi dari rindu yang enggan kamu perlihatkan.
Aku rindu bicara banyak denganmu. Aku rasa semua sudah berubah. Apakah kamu bahagia dengan kehidupan kalian sekarang? Aku ingin mendengar ceritamu.
Apakah kamu tahu. Bahwa satu dari sekian rasa sakit adalah kehilangan sosok yang mampu berbagi cerita, yang mampu menggapkan kita seserorang yang tidak asing. Dan kamu tahu, aku telah kehilangan sosok sepertimu.
Terkadang disatu titik kita menarik diri kita. merasa sungkan satu sama lain. Kehilangan kepercayaan hanya untuk sekedar menyapa. Kadang kamu terasa begitu jauh, kadang aku merasa aku yang perlu menjauh. Mungkin semesta memaksa kita untuk tidak bertemu sebalum satu persatu impian kita terwujud. Sudah lama aku merindukanmu, merelakan perpisahan yang membawa kita kedunia yang berbeda. Aku rindu akan sosokmu.
Jadi mari kita bertemu dilain waktu sebagai seorang sahabat lama. Kita bawa mimpi-mimpi kita yang telah terwujud. Mari berbicara layaknya kita segalanya, layakanya seoarang raja. Memeberi tahu dunia kalo kita memang lah yang terhebat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelarian Paling Romantis

Bulan April tahun 2019, didasari patah hati, aku memutuskan untuk melakukan perjalanan mendaki gunung. Aku berpikir puncak gunung merupakan tempat yang tepat untuk merenung dan melarikan diri. Tanpa ada persiapan mendaki dan pengalaman dialam terbuka apalagi sekelas gunung. Aku nekat untuk pergi mendaki. Benar kata orang-orang bijak “jatuh cinta membuat cara berpikir kita menjadi gila” begitupun akibat dari putus cinta semakin membuat pikiran kita menjadi liar dan tidak terduga. Sekitar pukul empat sore selepas melaksanakan sholat ashar, aku dan teman-teman aku berangkat dari jogja menuju Pegunungan Dieng. Rencananya kami akan mendaki Gunung Prau, selain jalur yang mudah, Gunung Prau juga memiliki pesona yang luar biasa indahnya. Selama didalam perjalanan tidak henti-hentinya aku berdoa, karena aku merasa takut dan was-was terlebih lagi aku belum meminta izin kepada kedua orang tua aku. Dengan menggunakan kendaraan roda dua, kami tiba di post pendakian Gunung Prau pukul delapan...

MELEPASKAN

Kita, tempatnya lupa. Kita tidak sadar di bumi bukan hanya ada kita seorang. Ada beribu pasang mata yang siap melihat, ada beribu pasang telinga yang siap mendengar. Masih banyak hati yang siap merasakan ketika kita sedang terpuruk. Kita, makhluk paling egois. Kita tidak mau menunjukan sisi terlemah dalam hidup kita. Kita lebih memilih menutupi semua kesedihan yang dirasa hati. Kita tidak mau cerita, lebih tepatnya belum siap cerita. Lebih memilih menanggung beban sendiri. Sebenernya bukan pilihan yang tepat namun juga bukan pilihan yang salah. Sebab jika memang beban yang dirasa sudah cukup berat maka sesekali kita boleh berbagi, jangan dipendam terus. Kita juga harus mengurangi ego kita. Sakit rasanya jika terus dipaksakan.

IKHLAS

Membahas luka. Tidak jauh-jauh tentang seseorang. Tentang dia yang pernah datang lalu pergi, tentang dia yang berkhianat namun tetap dimanfaatkan atau mungkin tentang dia yang sampai saat ini masih diharapkan. Pernah merasakan sakit? Rasa sakit yang hanya dia yang mampu menyembuhkan. Sampai-sampai masih belum merelakan, belum ikhlas kehilangan.   Rasa ikhlas masih belum sepenuhnya ada. Masa-masa indah yang pernah ada, sesekali datang tanpa aba. Memberikan tamparan bahwa takdir sudah tidak lagi memihak, bahwa semesta sudah tidak lagi ada untuk kita. Hanya bisa menerima bahwa jatuh cinta berarti siap untuk terluka. Jatuh cinta tidak bisa memaksa dan terluka tidak bisa memilih. Rasa ikhlas itu tidak sepenunya hadir. Butuh proses sampai hati kita benar-benar ikhlas.  Rasa ikhlas akan bertambah besar seiring dengan rentetan-rentetan penyesalan yang terucap. Mengapa dulu dipertemukan jika pada akhirnya dipisahkan. Mengapa dulu saling membahagiakan jika pada akhirnya sa...