Sahabat, masih
ingatkah?
Disaat kita bersama, banyak hal dan
cerita yang kita lewati. Berlalu begitu saja. Keceriaan, kebahagiaan, canda dan
tawa berlalu begitu saja. Seolah waktu yang kita lewati begitu cepat. Tidak ada
keresahan, tidak ada kesedihan semua terasa
bebas saat bersamamu. Waktu membawaku teringat padamu. Melihat jauh kebelakang
saat-saat kita berbagi rasa, asa, cinta dan cita.
Masih ingatkah sahabat?
Saat pertama kita menginjakan
kaki disekolah yang sama. Kamu bergitu asing bagiku. Mungkin kamu juga beranggapan
seperti itu. Menyapa dengan sungkan, berbicara sebatas wajar.
Masih ingatkah sahabat?
Saat kita mulai berkumpul hanya
sebatas diskusi pelajaran. Saat kita mengeluh atas dasar pusing mencari
jawaban.
Masih ingatkah sahabat?
Tentang bagaimana kita bercerita.
Saat kita mulai sering bersama, tidak untuk berdiskusi pelajaran. Namun, bersama
untuk bercerita. Berbagi tawa dan tangis bersama, duka dan bahagia bersama.
Masih ingatk sahabat?
Saat kita bercerita tentang
kebersamaan kita sampai tua. Tentang cita-cita dan impian kita. Semua tentang
kita yanga enggan untuk berakhir.
Masih ingatkah sahabat?
Saat semuanya belum berpisah
dipersimpangan. Bersatu dan berpadu dalam angan. Seoalah kita segalanya, seolah
kita adalah raja seolah kita yang terhebat.
Namun kini, kita menghilang. Menjauh
dalam dekap, sulit untuk saling mengenggam. Kini hanya lewat media kita
berbinjang memberi salam atau hanya sekedar menanya kabar. Aku tahu semua itu
hanya basi-basi dari rindu yang enggan kamu perlihatkan.
Aku rindu bicara banyak denganmu.
Aku rasa semua sudah berubah. Apakah kamu bahagia dengan kehidupan kalian
sekarang? Aku ingin mendengar ceritamu.
Apakah kamu tahu. Bahwa satu dari
sekian rasa sakit adalah kehilangan sosok yang mampu berbagi cerita, yang mampu
menggapkan kita seserorang yang tidak asing. Dan kamu tahu, aku telah kehilangan
sosok sepertimu.
Terkadang disatu titik kita menarik
diri kita. merasa sungkan satu sama lain. Kehilangan kepercayaan hanya untuk
sekedar menyapa. Kadang kamu terasa begitu jauh, kadang aku merasa aku yang
perlu menjauh. Mungkin semesta memaksa kita untuk tidak bertemu sebalum satu
persatu impian kita terwujud. Sudah lama aku merindukanmu, merelakan perpisahan
yang membawa kita kedunia yang berbeda. Aku rindu akan sosokmu.
Jadi mari kita bertemu dilain
waktu sebagai seorang sahabat lama. Kita bawa mimpi-mimpi kita yang telah
terwujud. Mari berbicara layaknya kita segalanya, layakanya seoarang raja. Memeberi
tahu dunia kalo kita memang lah yang terhebat.
Komentar
Posting Komentar