Langsung ke konten utama

Kisah Alin Dan Jingga

Alin, tahukah kamu bahwa aku akan tetap mencintaimu sampai aku pun tak tahu akhirnya. Kamu akan melihatku sebagai lelaki yang sama, selalu memberikan kasih sayang sepenuh hati. Aku tidak pernah tahu seberapa kuat aku mampu bertahan tanpamu. Aku tahu bahwa kamu sedang berada pada keadaan yang kurang baik. Hanya firasatku saja, karena aku selalu mengkhawatirkanmu. Namun Alin, Semesta telah mempertemukan kita. Membuat kita semakin dekat. Menjadikanmu sebagai seseorang yang mengajarkan hal-hal manis sekaligus menyakitkan. 

Alin, aku sudah memperjuangkanmu dengan segala cara. Membuat diriku menjadi bukan diriku sebenarnya. Melakukan sesuatu yang bahkan tidak pernah terpikirkan olehku sebelumnya. Namun Alin, mengapa kamu berubah. Mengapa kamu menjadi perempuan yang bimbang. Mengapa kata pergi begitu mudah kamu ucapkan. Mengapa kata pisah seakan sangat mudah kamu berikan. Kini kamu lebih memilih tidak memperdulikanku lagi. 

Seandainya kamu tahu Alin. Sangat sulit bagiku untuk pergi meninggalkanmu. Tak pernah terbesit sedetikpun kata pisah didalam pikiranku. Tahukah kamu, hatiku sangat hancur ketika mendengar kata pergi dan pisah darimu. Untuk apa kamu datang kedalam kehidupanku jika pada akhirnya kamu memilih untuk menghancurkan hatiku. Untuk apa kamu berkata bahwa kamu takut aku pergi namun pada akhirnya kamu yang memilih pergi. Untuk apa kamu bermimpi terlalu jauh tentang kita jika pada akhirnya kamu jugalah yang mematahkan impian itu.

Sedari awal aku sudah katakan bahwa aku adalah lelaki penakut. Aku takut kehilangan dirimu karena hatiku telah jatuh padamu. Katamu, kamu akan terus bersamaku. Namun akhirnya aku harus menerima kepergianmu. Aku harus melawan ketakutanku. Apakah cintamu semudah itu Alin? Apakah ucapanmu segampang itu Alin?. Jika suatu saat nanti kamu merasa tidak bahagia dan merasa takut, kamu harus sadar bahwa aku merasa sangat tidak bahagia dan takut saat melepasmu.

Dan kini Alin. Bagiku menghabiskan waktu hanyalah sebuah kenyataan bahwa aku telah kehilanganmu. Aku harus bisa menerima kenyataan bahwa perempuan sepertimu datang hanya untuk meninggalkan kelam yang teramat. Alin, kamu akan melihatku sebagai lelaki yang sama. Lelaki yang tidak mampu untuk membencimu. Lelaki yang selalu mencintaimu

Lelaki Yang Mencintaimu Sepenuh Hati

Jingga

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelarian Paling Romantis

Bulan April tahun 2019, didasari patah hati, aku memutuskan untuk melakukan perjalanan mendaki gunung. Aku berpikir puncak gunung merupakan tempat yang tepat untuk merenung dan melarikan diri. Tanpa ada persiapan mendaki dan pengalaman dialam terbuka apalagi sekelas gunung. Aku nekat untuk pergi mendaki. Benar kata orang-orang bijak “jatuh cinta membuat cara berpikir kita menjadi gila” begitupun akibat dari putus cinta semakin membuat pikiran kita menjadi liar dan tidak terduga. Sekitar pukul empat sore selepas melaksanakan sholat ashar, aku dan teman-teman aku berangkat dari jogja menuju Pegunungan Dieng. Rencananya kami akan mendaki Gunung Prau, selain jalur yang mudah, Gunung Prau juga memiliki pesona yang luar biasa indahnya. Selama didalam perjalanan tidak henti-hentinya aku berdoa, karena aku merasa takut dan was-was terlebih lagi aku belum meminta izin kepada kedua orang tua aku. Dengan menggunakan kendaraan roda dua, kami tiba di post pendakian Gunung Prau pukul delapan...

MELEPASKAN

Kita, tempatnya lupa. Kita tidak sadar di bumi bukan hanya ada kita seorang. Ada beribu pasang mata yang siap melihat, ada beribu pasang telinga yang siap mendengar. Masih banyak hati yang siap merasakan ketika kita sedang terpuruk. Kita, makhluk paling egois. Kita tidak mau menunjukan sisi terlemah dalam hidup kita. Kita lebih memilih menutupi semua kesedihan yang dirasa hati. Kita tidak mau cerita, lebih tepatnya belum siap cerita. Lebih memilih menanggung beban sendiri. Sebenernya bukan pilihan yang tepat namun juga bukan pilihan yang salah. Sebab jika memang beban yang dirasa sudah cukup berat maka sesekali kita boleh berbagi, jangan dipendam terus. Kita juga harus mengurangi ego kita. Sakit rasanya jika terus dipaksakan.

IKHLAS

Membahas luka. Tidak jauh-jauh tentang seseorang. Tentang dia yang pernah datang lalu pergi, tentang dia yang berkhianat namun tetap dimanfaatkan atau mungkin tentang dia yang sampai saat ini masih diharapkan. Pernah merasakan sakit? Rasa sakit yang hanya dia yang mampu menyembuhkan. Sampai-sampai masih belum merelakan, belum ikhlas kehilangan.   Rasa ikhlas masih belum sepenuhnya ada. Masa-masa indah yang pernah ada, sesekali datang tanpa aba. Memberikan tamparan bahwa takdir sudah tidak lagi memihak, bahwa semesta sudah tidak lagi ada untuk kita. Hanya bisa menerima bahwa jatuh cinta berarti siap untuk terluka. Jatuh cinta tidak bisa memaksa dan terluka tidak bisa memilih. Rasa ikhlas itu tidak sepenunya hadir. Butuh proses sampai hati kita benar-benar ikhlas.  Rasa ikhlas akan bertambah besar seiring dengan rentetan-rentetan penyesalan yang terucap. Mengapa dulu dipertemukan jika pada akhirnya dipisahkan. Mengapa dulu saling membahagiakan jika pada akhirnya sa...