Semua manusia memiliki rencana.
Namanya “Rencana” masih dalam bentuk khayalan dan bayangan saja sudah bikin
bahagia apa lagi sampai terwujud. Manusia memiliki Rencana yang
bermacam-macam, mulai dari Rencana yang kecil sampai Rencana yang luar biasa
besarnya. Mulai dari Rencana ingin pergi liburan sampai Rencana untuk menikah.
Dari setiap hal yang kita rencanakan, hanya ada dua kemungkinan; BERHASIL atau
GAGAL. Dua kemungkinan sederhana namun banyak sekali pelajaran yang bisa
diambil.
Bukan usaha yang salah, bukan doa yang salah, namun mimpi kita yang salah
Rencana yang berhasil.
“Gimana sih caranya agar rencana
kita dapat berhasil?”
“Ya berdoa dan berusahal lah, apa
lagi coba.”
Sering kita mendengar kata-kata
tersebut dari teman, keluarga atau bahkan guru. Iya, saya setuju dengan pernyataan
tersebut. Karena setiap rencana yang kita susun harus ada doa dan usaha
didalamnya. Karena pada kenyataan kita sering banget melihat orang-orang yang
hidupnya selalu dimudahkan, hidupnya selalu bahagia. Seperti segala sesuatu
yang mereka mau selalu saja dimudahkan. Dan selanjutnya membuat kita iri.
Disitu kita seperti manusia yang paling terkhinati, menyalahkan Tuhan yang
tidak adil, menganggap usaha dan doa yang kita lakukan tidak sebanding dengan
yang mereka lakukan.
Sebenarnya keberhasilan yang
mereka dapat bukan salah mereka dan juga bukan salah kita. Keberhasilan yang
mereka dapat memang sudah seharusnya milik mereka, semesta sudah mendukung
mereka. Saya juga pernah mengalami hal seperti itu, iri melihat keberhasilan
orang lain. Merasa sama-sama mampu namun kenapa mereka yang dapat.
Saya punya cerita tentang sebuah
rencana yang saya susun.
Dulu, saya sangan menginginkan
masuk SMAN 3 Tangerang, SMA favorit dan terbaik. Masuk
SMA itu harus memiliki nilai
rata-rata UN 9 dan waktu itu saya memiliki nilai rata-rata 7,5. Hilang sudah
satu mimpi dan langkah awal untuk mimpi-mimpi selanjutnya.
Semakin dewasa, rencana semakin
rumit. Selepas SMA, saya ingin sekali masuk STIS dan IPB. Saya ingin sekali
masuk program studi Statistika. Mimpi dari kelas 2 SMA. Saya pikir statistika
jurusan yang sangat sesuai dengan cara berfikir saya waktu itu. Saya mulai
belajar mati-matian, menghabiskan seluruh tes soal sampai tengah malah, ikut
segala macam latihan tes masuk. Menghatamkan soal-soal tes 5 tahun terakhir.
Namun pas tes sebenarnya, saya datang terlambat. Gagal deh, engga deh bercanda
hehe. Pokoknya intinya saya gagal. Kita masuk dikemungkinan rencana yang gagal.
Saat itu saya masih terus berjuang agar bisa masuk statistika, saya terus
melakukan seleksi-seleksi yang lainnya. Sudah 3 kali saya melakukan seleksi;
SNM, SBM dan Tes STIS. Semuanya gagal. Kecewa, marah, malu dan sedih menjadi
satu.
Saya paham, seberapa sering kamu
mencoba, seberapa sering kamu berusaha. Jika mimpi itu bukan untuk kamu maka
kamu tidak akan bisa menggapainya. Pada akhirnya semesta membawa saya pada
pemikiran bahwa bukan usaha saya yang salah, bukan doa saya yang salah. Namun,
mimpi saya yang salah. Selama ini saya mengejar mimpi yang bukan untuk saya
gapai dan ternyata selama saya berusaha menggapai mimpi saya yang salah ada mimpi
lain yang sedang mengejar saya. Mimpi yang sesungguhnya. Dan memang benar,
setelah larut dalam kekecewaan. Saya berhenti, bukan berhenti bermimpi. Namun
beristirahat sejenak karena sudah berjuang habis-habisan mengejar mimpi yang
salah. Selepas itu saya membuka pemikiran baru, menyusun rencana baru. Bahwa
saya tidak perlu espektasi-espektasi yang tinggi untuk mimpi saya. Saya mencoba
mendaftar UTUL UGM. Tanpa ada persiapan matang, bermodalkan nekad dan doa, saya
melaukan seleksi UTUL UGM. Dan saya dinyatakan lolos ujian mandiri Perencanaan
Wilayah dan Kota UGM. Saya percaya bahwa memang ini adalah mimpi saya, ini
adalah langkah baru untuk menyusun rencana-rencana selanjutnya.
Sampai pada kesimpulan bahwa
gagal itu adalah hal yang wajar, gagal adalah fase yang mengarahkan kita untuk
terus bejalar dan intropeksi diri. Gagal adalah hal yang membawa kita kepada
rencana yang sebenarnya, rencana yang baik untuk kita. Percayalah mimpi adalah
sesuatu yang bisa mati namun bisa tumbuh kembali sebagai sesuatu yang baru.
Yang perlu kamu lakukan adalah terus berjuang, terus bangkit jangan terlalu
lama merasa kecewa atas kegagalan masih banyak cara untuk menggapai mimpi-mimpi
yang lainnya.
Komentar
Posting Komentar